sikap yang bermanfaat saat kencan |
Bagian 2
Sikap yang bermanfaat
Setelah kita mempersiapkan
apa yang ingin kita tampilkan, kini saatnya mempelajari prinsip-prinsip yang
diperlukan untuk memiliki sikap yang bermanfaat dalam menciptakan kesan pertama
yang baik bahkan mempesona lawan bicara kamu.
“Sebelum
mendekati seseorang sesuaikanlah sikap Anda dengan situasinya.” (Nicholas Boothman, how to connect in business
in 90 seconds or less)
Sebelum kamu benar-benar
berada di depan orang baru yang akan kamu temui, tanyakan pada dirimu, situasi
apa yang kamu ingin ciptakan antara kamu dan orang yang kamu temui nanti?
Suasana formal? Santai? Romantis? Atau apa? Sesuaikan sikapmu sejak awal kamu
melangkahkan kaki mendekatinya.
Salah satu cara andalan
yang Nicholas Boothman pakai dan sebutkan di bukunya adalah mengatakan “Asyik!
Asyik! Asyik!” tiga kali dalam hati sebelum melangkah mendekati orang yang baru
dikenalnya. Hal itu akan membuat otak dan suasana hatinya menjadi senang,
wajahnya tersenyum dan memancarkan antusiasme.
Nicholas boothman di
bukunya how to connect in business in 90 seconds or less juga menyebutkan
ada tiga sikap yang benar-benar bermanfaat untuk menciptakan kehadiran yang
menawan. Ketiga sikap itu adalah antusias, ingin tahu dan rendah hati. Saya
rasa kamu pasti setuju bahwa ke 3 sikap itu bukanlah sikap yang luar biasa dan
sulit dilakukan, bukan?
Saya sendiri tidak
menggunakan cara yang sama seperti Nicholas Boothman, tapi saya mengatakan pada
diri sendiri saat akan bertemu orang baru sesuatu seperti “It’s gonna be fun!”
“I’m so excited!” dan hal itu cukup efektif untuk menempatkan saya dalam
suasana hati yang senang, sikap yang antusias dan hal tersebut akan tercermin
dalam ekspresi wajah, bahasa tubuh dan suara saya saat menyapa orang itu.
Bahasa tubuhmu adalah
hal yang tanpa sadar orang nilai dari dirimu. Terutama kalau itu adalah
pertemuan pertama kamu dengannya. Walaupun seseorang tidak pernah mempelajari
bagaimana membaca bahasa tubuh dan walaupun bahasa tubuh bukanlah hal yang
secara terang-terangan bisa berbicara, namun orang lain bisa merasakan apa yang
bahasa tubuhmu tunjukkan saat kamu bertemu dengannya.
“Demonstrasikanlah
bahasa tubuh yang terbuka dan sinyalkanlah hati yang terbuka: tersenyumlah,
adakanlah kontak mata, arahkanlah jantung Anda kepada jantung orang yang
bersangkutan, dan pastikanlah agar ia melihat bahwa anda tidak menyembunyikan
apapun dalam tangan anda -- bahwa Anda bukanlah ancaman.” (Nicholas Boothman,
how to connect in business in 90 seconds or less)
Kalau Dale Carnegie di bukunya, How to win friends and
influence people mengatakan:
"Perbuatan berbicara lebih keras daripada kata-kata, dan sebuah senyuman mempunyai makna, saya suka Anda Anda membuat saya bahagia saya senang bertemu dengan anda."
Jadi
pastikan untuk memberikan senyuman yang lebar dan tulus saat bertatapan dengan
seseorang untuk pertama kalinya.
Selain
menyapa dengan senyuman, sikap yang juga harus kamu perhatikan untuk
menunjukkan bahasa tubuh yang terbuka adalah memperlihatkan
kedua tanganmu yang kosong atau menunjukkan saat itu kamu tidak membawa sesuatu
yang berbahaya di balik bajumu. Kamu bisa melakukannya dengan mudah saat
menyapa dengan mengangkat, menyodorkan atau melambaikan kedua tanganmu ke
arahnya.
Arahkan dadamu (mengarahkan jantung) menghadap lurus pada orang yang kamu ajak bicara. Kalau kamu berdiri, berdirilah tegak lurus di depannya, arahkan kedua ujung sepatumu ke arah orang yang kamu ajak bicara. Kalau harus duduk, ambillah posisi duduk berhadapan dan arahkan seluruh bagian atas tubuhmu ke arahnya (bukan serong ke kiri atau ke kanan, apalagi kalau miring ke arah jalan di samping tempat dudukmu, yang tanpa sadar mengindikasikan kamu ingin cepat-cepat pergi dari tempat dudukmu).
"Sadarlah akan apa yang dikatakan bahasa tubuh anda, sebab itu mempengaruhi lebih dari separuh dari apa yang ditanggapi orang ketika berhubungan dengan anda." (Nicholas Boothman, how to connect in business in 90 seconds or less)
Banyak
orang yang tidak mau (mampu) menjaga kontak mata saat berbicara, bisa jadi
karena dia malu, namun dengan tidak menatap lawan bicaramu, selain itu
memberikan kesan kamu tidak percaya diri, itu juga memberi kesan kamu tidak
bisa dipercaya! Padahal salah satu yang perlu ada pada kesan pertama yang baik
adalah kesan bahwa kamu bisa dipercaya.
Beberapa
hari lalu saya bertanya pada beberapa teman, tanpa memberitahu kalau saya
sedang menulis buku ini,
“saat
bertemu dengan seseorang pertama kalinya, bagaimana kamu tahu kalau orang itu
dapat dipercaya (tidak mencurigakan)?”
Dan
satu jawaban yang sama dari mereka adalah tatapan mata. Baik dalam frekuensi
menatap mata saat bicara -- temanku bilang minimal 70 persen menatap saat
bicara dan dia mungkin dapat dipercaya, maupun apa yang ditunjukkan dari
tatapan mata itu sendiri. Saya yakin kamu pasti setuju kalau tatapan mata bisa
menyiratkan hal-hal yang tak terucapkan dengan kata-kata kan? Jadi, wajib perhatikan tatapan matamu saat
berbicara ya.
Beberapa
bahasa tubuh lain yang perlu diperhatikan juga adalah, jangan melipat tangan di
depan dada (mengindikasikan kamu tidak nyaman, defensif atau menyembunyikan
sesuatu), jangan membungkuk (mengesankan kamu tidak percaya diri atau lelah)
dan jangan juga duduk melorot di kursi yang kamu duduki (mengesankan kalau kamu
malas atau tidak berminat).
Bersandar
di kursimu sebenarnya tidak masalah selama kamu bersandar pada posisi yang
baik, tidak merosot seperti kalau kamu duduk di kursi malas. Kalau kamu bicara
sambil duduk, kamu bisa mencondongkan badanmu ke arah lawan bicaramu saat dia menjelaskan
atau menceritakan sesuatu, ini menunjukkan kamu mendengarkan dengan antusias
apa yang dia katakan.
Sebisa mungkin singkirkan penghalang di antara kalian,
misalnya piring makanan yang sudah kosong, gelas minuman, tas dan yang sering
dilupakan, handphone. Taruhlah di sisi meja yang lain atau di sampingmu,
sehingga tidak ada penghalan antara kamu dan orang yang kamu ajak bicara. Dan
jangan sering-sering mengecek handphonemu saat bicara! Kecuali memang ada
telepon masuk, itupun sebaiknya kamu mengatakan “Maaf, saya angkat telepon dulu
ya, ini penting” sebelum mengangkatnya. Hal ini akan membuat lawan bicaramu
merasa kamu benar-benar menganggapnya penting -- ini adalah prinsip yang
penting dan akan saya jelaskan di bab selanjutnya.
Sampai di sini saya sudah membahas apa yang perlu kita
siapkan sebelum bertemu, di dua detik pertama dan menyesuaikan sikap kita saat
bertemu. Hal apa lagi yang terpikir olehmu perlu ada untuk menciptakan kesan
pertama yang mempesona?
Percakapan yang menyenangkan! Entah itu percakapan 15
menit yang singkat atau 3 jam yang penuh pembahasan, kemampuan untuk
membangkitkan dan mempertahankan antusiasme lawan bicara saat bercakap-cakap
akan membantumu menciptakan kesan baik yang membuat lawan bicaramu terpesona.
Kita bahas itu di bab selanjutnya ya!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar