Photo by Tara Winstead: https://www.pexels.com/photo/white-skeleton-figurine-on-white-table-beside-a-laptop-8386718/ |
Coba diingat-ingat, pernah nggak ada suatu hari dimana kalian tidak melakukan banyak hal namun merasa amat lelah?
Atau sebaliknya, di hari itu begitu banyak hal yang kalian lakukan, namun di akhir hari kalian masih merasa segar dan bersemangat. Pernah?
Apa kalian menyadari apa yang menyebabkan perbedaan tersebut?
Kebosanan adalah salah satu alasan di balik kelelahan yang kita rasakan saat melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Kita mudah lelah saat kita merasa bosan dan tidak menikmati apa yang kita kerjakan.
Joseph E. Barmack, Ph.D melakukan eksperimen pada sekelompok mahasiswa yang disuruh melakukan serangkaian kegiatan yang tidak mereka minati.
Hasilnya, mereka merasa lelah dan mengantuk, mengeluh sakit kepala dan mata tegang serta uring-uringan. Dan perasaan itu bukan hanya imajinasi mereka belaka.
Percobaan metabolisme yang dilakukan pada mereka membuktikan tekanan darah dan konsumsi oksigen tubuh kita menurun saat kita merasa bosan, dan keseluruhan metabolisme tubuh lancar begitu kita menaruh minat dan menyukai kegiatan yang kita lakukan.
Percobaan sebaliknya dilakukan oleh Dr. Edward Thorndike, yang berhasil membuat sekelompok pemuda nyaris tidak tidur selama seminggu melakukan pekerjaan yang membuat mereka tertarik.
Kalian mungkin juga pernah mengalami hari dimana ada hal yang mengganggu emosi kalian dan menyebabkan banyak pekerjaan hari itu yang tidak selesai sehingga di akhir hari kalian merasa sangat lelah.
Namun di suatu hari semua hal berjalan lancar, kalian menyelesaikan begitu banyak pekerjaan dalam sehari dan di ujung hari masih merasa bersemangat dan berbinar-binar. Pernah?
Jadi kelelahan kita kerapkali tidak disebabkan oleh banyaknya pekerjaan yang kita lakukan, namun oleh perasaan cemas, frustasi dan kesal.
Contoh yang lebih gampang adalah, berjalan 500 meter bersama teman yang terus ngomel, mengeluh dan tidak mau mendengarkan pasti akan terasa jauh lebih melelahkan dibanding berjalan 5 kilometer bersama pacar yang memikat hati, bukan?
Lalu, bagaimana jika pekerjaan kita saat ini cenderung membuat kita lelah? Apa yang bisa kita lakukan untuk membuatnya lebih menyenangkan?
Sebuah bab di buku Dale Carnegie yang berjudul “How to enjoy your life and your job” memberikan contoh-contoh menarik mengenai cara yang bisa kita lakukan.
Sebuah permainan yang dilakukan seorang stenograf yang memiliki pekerjaan yang sangat membosankan adalah contoh pertama. Ia memiliki pekerjaan yang sangat membosankan, yaitu mengisi formulir-formulir dan memasukkan angka serta statistik.
Agar tahan dengan pekerjaan ini, ia memutuskan untuk membuatnya menyenangkan. Ia membuat taruhan terhadap dirinya sendiri setiap hari.
Ia menghitung jumlah formulir yang bisa diisinya pada pagi hari dan mencoba melebihi jumlah itu pada siang hari. Ia menghitung total formulir yang bisa diselesaikannya hari itu, dan mencoba melampauinya keesokan harinya.
Dalam waktu singkat dia bisa mengisi formulir melampaui karyawan lain di divisinya. Apa hasil yang dia dapatkan dari melakukan itu? Bukan promosi atau kenaikan gaji, tapi ia bisa mengatasi kebosanan dan kelelahan yang menghantuinya. Hal itu memberinya dorongan mental. Karena telah berusaha keras mengubah pekerjaan membosankan menjadi menyenangkan, ia memiliki energi dan semangat yang lebih besar.
Hal lain yang bisa kita lakukan kalau kita memiliki pekerjaan yang membosankan adalah dengan menganggap seolah-olah pekerjaan kita itu menyenangkan. Menurut Profesor Hans Vaihinger kalau kita bertindak seolah-olah berminat pada pekerjaan, kita cenderung menjadi benar-benar tertarik. Hal itu juga akan mengurangi kelelahan, ketegangan dan kecemasan kita. Yang diperlukan hanyalah keputusan untuk membuat pekerjaan kita menyenangkan dan menarik. Caranya akan muncul kemudian.
Harlan A. Howard memutuskan untuk membuat pekerjaannya mencuci piring di tempat berjualan es krim menyenangkan dengan mempelajari kimia es krim dan menjadi jago dalam pelajaran kimia di sekolah.
Samuel Vauclain membuat pekerjaannya mengamplas sekrup menjadi menyenangkan dengan mengajak teman kerjanya bertanding siapa yang bisa menyelesaikan skrup terbanyak. Hasil kerjanya mengesankan pengawasnya dan mendapatkan posisi yang lebih baik.
Kaltenborn membuat pekerjaannya sebagai penjual alat stereo-optic menyenangkan dengan menganggap dirinya sebagai aktor yang sedang pentas dan ada penonton yang memandangnya. Setiap pagi ia memandang dirinya di cermin dan menyemangati dirinya sendiri. Percakapan hariannya ini membantunya untuk mengatasi pekerjaan yang dibencinya menjadi petualangan.
Hidup kita ditentukan oleh apa yang kita pikirkan. Dengan pemikiran yang benar, kita dapat mengurangi kadar kejenuhan dari pekerjaan kita. Pikirkan saja manfaatnya untuk kita, bahwa pekerjaan itu akan melipat-gandakan kebahagiaan dalam hidup kita.
Pekerjaan kita umumnya menyita setengah dari waktu bebas kita bukan? Jadi kalau kita tidak dapat menemukan kebahagiaan di pekerjaan kita, mungkin kita tidak akan pernah menemukannya dimana pun. Ingatkan diri kita, jika kita tertarik pada pekerjaan kita, itu akan mengurangi kecemasan dan kebosanan kita, sehingga kelelahan kita bisa jauh berkurang dan kita bisa lebih menikmati waktu senggang kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar